SOCIAL MEDIA

Suci Menikah

Wednesday, October 10, 2018

Menikah. Hari yang sangat saya tunggu, akhirnya datang jua.

"Asa dan rasa yang sepertinya diijabah semesta. Dia yang sempat ada dalam do'a, lalu terlupa, kemudian ditemukan". - Suci Ramdasari

Sejak lama, sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama, ketika guru agama saya membahas perihal jodoh itu juga pilihan, sepertinya saya sudah memimpikan bertemu jodoh dengan cara yang tak pernah saya duga, namun waktu itu hanya mimpi yang berlalu saja. Ketika berumur 20 tahun saya memulai kembali impian pernikahan saya. Singkat cerita, hingga saya berumur 23 tahun namun jodoh itu belum juga ada, saya ikhlaskan kepada Allah bagaimana jadinya pertemuan saya dengan jodoh saya.

Banyak yang bertanya bagaimana pertemuan dan proses saya dengan suami, yang sebenarnya sampai detik ini pun kami masih tidak percaya sudah memiliki pasangan hidup. Hingga hampir setiap hari mengucapkan terima kasih karena sudah mau.

Awal 2017, saya merasa sangat rindu dengan jodoh saya. Saya selalu sematkan dalam do'a agar segera dipertemukan dengan jodoh. Hingga saat saya memilih merantau ke Jakarta, tanggal 17 Februari 2017 ketika di perjalanan menuju Jakarta, saya niatkan "Ya Allah, sengaja aku ke Jakarta untuk mencari kerja dan mencari jodoh". Hari terus berlalu hingga 2017 pun hampir berlalu, dan tampaknya jodoh belum menampakkan dirinya.

Menuju 2018, saya introspeksi diri, saya tambahkan do'a, saya ikhlaskan diri, saya ikhlaskan masa lalu, dan bismillah semoga 2018 bisa bertemu jodoh dan menikah, begitu resolusi 2018 saya. Awal Februari 2018, ada teman pria di kantor yang sepertinya sedang mendekati saya. Dalam hati berkata "ah mungkin dia sedang bercanda". Hari demi hari tampaknya dia tidak bercanda, namun dia juga tidak pernah chat pribadi seperti bertanya lagi apa dan basa basi lainnya. Kami hanya berbicara ketika makan siang bersama dan bertemu ketika akan atau selesai shalat ashar di Masjid. Dan ada perubahan yang dia lakukan, dia mengikuti sosial media saya dan melihat aktifitas sosial media saya. Saya terus bertanya di dalam hati, "apakah dia serius atau sedang bercanda". Akhirnya pertanyaan ini saya tujukan kepada Sang Pemilik Hati bukan kepada dia.

Seperti pada kalimat saya "asa dan rasa sepertinya diijabah semesta". Do'a saya perihal bertanya tentang dia serius atau bercanda diijabah. Tanggal 17 Februari 2018, tepat 1 tahun saya berniat bertemu jodoh di Jakarta. Dia meminta izin melalui WhatsApp kepada Mama untuk melakukan pendekatan dengan saya. Yang akhirnya dia, Mama, dan saya bertemu keesokan harinya untuk menyatakan dia serius, tidak sedang bercanda, dan mohon izin untuk melakukan pendekatan (kebetulan waktu itu Mama sedang di Jakarta). Begitulah proses saya dan suami dimulai. Kurang lebih sebulan setelah hari itu, suami menelepon Papa yang berada di Padang untuk minta izin ingin melamar. Awal Mei 2018, kami lamaran di Padang, singkat, cepat, lancar, dan tidak ada hambatan, alhamdulillah. Kami mulai menyiapkan semua kebutuhan pernikahan. Semua proses lancar dan dimudahkan Allah. Lalu, 16 September 2018 kami menikah.

Banyak yang bilang proses perkenalan saya dan suami hingga menikah cukup singkat. Yaa begitulah, saya dan suami pun tidak menyangka. Ternyata jodoh saya hanya berjarak 3 meja dari meja kerja saya.

Sekian kisah saya, semoga yang sedang merindukan jodoh bisa lebih ikhlas hingga waktunya tiba, tetap dalam do'a semoga segera.

Kunjungi juga www.sucieko.com ya, ada kisah perjalanan saya dan suami :)


Jakarta,
Suci Ramdasari

No comments :

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...