SOCIAL MEDIA

Niatnya ingin bawa bayiku melihat-lihat akuarium mumpung masih gratis. Ternyata malah aku dan mas suami yang healing, menikmati suasana bawah laut Bxsea. Sudah 8 tahun aku tidak main ke akuarium, terakhir itu tahun 2017 ke Sea World Ancol. Setelah dewasa ini masuk lagi ke akurium, ternyata ada perasaan yang berbeda. Dingin dan gelapnya dunia bawah laut langsung terasa. Takjub dan merinding juga melihat aneh dan seramnya binatang bawah laut ciptaan-Nya.

Jujur, yang terbayang langsung olehku saat masuk Bxsea adalah scene-scene dari film Finding Nemo. Dan memang ikan-ikan di film itu juga ada disana. Mulai dari Nemo, Dori, ikan hitam yang di akuarium klinik gigi dan teman-temannya, bintang laut, kura-kura, penyu, ubur-ubur, juga ada ikan yang berkelompok. Aku langsung ingat scene saat Nemo dan Dori ajak ikan-ikan yang terperangkap di dalam jaring untuk berenang ke bawah yang membuat jaringnya putus sehingga mereka tidak jadi ditangkap oleh nelayan.

Kalau membayangkan jadi ikan-ikan di akuarium ini, aku pasti sedih dan rindu kembali ke lautan luas. Tapi ketika jadi manusia, aku makin bersyukur karena bisa merasakan gelap dan sunyinya bawah laut. Sungguh masuk kesini menjadi tenang sekali, healing. Bayiku langsung anteng sampai ketiduran. Spot yang paling aku suka adalah bagian ubur-ubur. Maha besar Allah, indah sekali ciptaan-Nya. 

Kami ke Bxsea di hari Jumat dan ini sudah terhitung weekend, jadi harga tiketnya Rp 180,000 per orang, anak dibawah 2 tahun gratis. Kami beli tiketnya on the spot jadi tidak ada harga promo. Walaupun begitu aku bersyukur dan senang sekali bisa merasakan dunia bawah laut yang gelap itu. 



Salam, 

Suci

Healing ke Bawah Laut (Bxsea)

Friday, October 10, 2025

Niatnya ingin bawa bayiku melihat-lihat akuarium mumpung masih gratis. Ternyata malah aku dan mas suami yang healing, menikmati suasana bawah laut Bxsea. Sudah 8 tahun aku tidak main ke akuarium, terakhir itu tahun 2017 ke Sea World Ancol. Setelah dewasa ini masuk lagi ke akurium, ternyata ada perasaan yang berbeda. Dingin dan gelapnya dunia bawah laut langsung terasa. Takjub dan merinding juga melihat aneh dan seramnya binatang bawah laut ciptaan-Nya.

Jujur, yang terbayang langsung olehku saat masuk Bxsea adalah scene-scene dari film Finding Nemo. Dan memang ikan-ikan di film itu juga ada disana. Mulai dari Nemo, Dori, ikan hitam yang di akuarium klinik gigi dan teman-temannya, bintang laut, kura-kura, penyu, ubur-ubur, juga ada ikan yang berkelompok. Aku langsung ingat scene saat Nemo dan Dori ajak ikan-ikan yang terperangkap di dalam jaring untuk berenang ke bawah yang membuat jaringnya putus sehingga mereka tidak jadi ditangkap oleh nelayan.

Kalau membayangkan jadi ikan-ikan di akuarium ini, aku pasti sedih dan rindu kembali ke lautan luas. Tapi ketika jadi manusia, aku makin bersyukur karena bisa merasakan gelap dan sunyinya bawah laut. Sungguh masuk kesini menjadi tenang sekali, healing. Bayiku langsung anteng sampai ketiduran. Spot yang paling aku suka adalah bagian ubur-ubur. Maha besar Allah, indah sekali ciptaan-Nya. 

Kami ke Bxsea di hari Jumat dan ini sudah terhitung weekend, jadi harga tiketnya Rp 180,000 per orang, anak dibawah 2 tahun gratis. Kami beli tiketnya on the spot jadi tidak ada harga promo. Walaupun begitu aku bersyukur dan senang sekali bisa merasakan dunia bawah laut yang gelap itu. 



Salam, 

Suci

Awal Agustus kemarin tiba-tiba ingin baca buku. Buku yang aku ambil secara random di rak adalah Merdeka Sejak Hati karangan A.Fuadi. Padahal lagi momong bayiku yang lagi suka tidur di gendongan. Aku bisa selesaikan bacanya kurang dari 2 minggu, kaget juga. Karena selama hamil tidak ada buku yang selesai aku baca. Sudah lama tidak baca buku ini, aku jadi lupa isinya. Setelah dibaca halaman demi halaman, lembar demi lembar, oh iya, ini tentang perjuangan seorang pahlawan yang ingin merdeka dari segalanya termasuk penjajahan. Baca buku ini dan melihat situasi Indonesia yang sekarang. Sepertinya tidak jauh berbeda, hanya teknologi dan tahunnya saja yang beda. Masih ada tukang palak, pajak yang mencekik rakyat, aktivis di penjarakan. Aku rasa Indonesia belum pernah benar-benar merdeka sejak hari kemerdekaannya.

Bacanya awal Agustus, dan akhir Agustus terjadi demonstrasi karena menumpuknya kemarahan rakyat pada pemerintah. Tidak ada yang namanya kebetulan. Pasti ada alasan mengapa Allah membuat pikiran dan tanganku memilih buku ini dari beberapa bukuku yang artsy untuk dibaca. Mungkin naluri seorang ibu yang ingin anaknya mendapatkan kemerdekaan seperti yang diajarkan Bapak Lafran Pane (tokoh di novel ini) pada anak-anaknya. “Merdeka dari utang jasa dan utang harta. Merdeka dari keterikatan materi dan duniawi. Merdeka sejak hati. Islam sejak nurani”. Aku rasa kita harus ajarkan anak-anak kita merdeka seperti yang diinginkan Bapak Lafran Pane ini. Agar tidak ada lagi kemarukan duniawi yang tak akan ada habisnya. Islam dan iman insyaAllah bisa mengontrol itu. “Islam itu sejak kelahirannya adalah jalan pembebas, jalan menuju kemerdekaan hakiki dan jalan lurus bagi semua. Membebaskan dari pemikiran yang salah, memerdekakan dari penjajahan duniawi, jalan lurus menuju Allah” kata Pak Muslim.


Bismillah buku ini dibuat sebagai bentuk pengingat sosok Bapak Lafran Pane, sekaligus sebagai pengingat bagi orang tua dan anak-anak kita untuk tetap terus perjuangkan kemerdekaan kita. Perjalanan kita masih panjang, Allah yang jaga kita semua. Lekas pulih Indonesiaku, lekas merdeka dari nepotisme, korupsi, dan pemerintahan yang tone deaf. 

#Indonesiaberbenah #sipiljagasipil #wargajagawarga


Salam,

Suci

Buku: Merdeka Sejak Hati

Wednesday, September 3, 2025

Awal Agustus kemarin tiba-tiba ingin baca buku. Buku yang aku ambil secara random di rak adalah Merdeka Sejak Hati karangan A.Fuadi. Padahal lagi momong bayiku yang lagi suka tidur di gendongan. Aku bisa selesaikan bacanya kurang dari 2 minggu, kaget juga. Karena selama hamil tidak ada buku yang selesai aku baca. Sudah lama tidak baca buku ini, aku jadi lupa isinya. Setelah dibaca halaman demi halaman, lembar demi lembar, oh iya, ini tentang perjuangan seorang pahlawan yang ingin merdeka dari segalanya termasuk penjajahan. Baca buku ini dan melihat situasi Indonesia yang sekarang. Sepertinya tidak jauh berbeda, hanya teknologi dan tahunnya saja yang beda. Masih ada tukang palak, pajak yang mencekik rakyat, aktivis di penjarakan. Aku rasa Indonesia belum pernah benar-benar merdeka sejak hari kemerdekaannya.

Bacanya awal Agustus, dan akhir Agustus terjadi demonstrasi karena menumpuknya kemarahan rakyat pada pemerintah. Tidak ada yang namanya kebetulan. Pasti ada alasan mengapa Allah membuat pikiran dan tanganku memilih buku ini dari beberapa bukuku yang artsy untuk dibaca. Mungkin naluri seorang ibu yang ingin anaknya mendapatkan kemerdekaan seperti yang diajarkan Bapak Lafran Pane (tokoh di novel ini) pada anak-anaknya. “Merdeka dari utang jasa dan utang harta. Merdeka dari keterikatan materi dan duniawi. Merdeka sejak hati. Islam sejak nurani”. Aku rasa kita harus ajarkan anak-anak kita merdeka seperti yang diinginkan Bapak Lafran Pane ini. Agar tidak ada lagi kemarukan duniawi yang tak akan ada habisnya. Islam dan iman insyaAllah bisa mengontrol itu. “Islam itu sejak kelahirannya adalah jalan pembebas, jalan menuju kemerdekaan hakiki dan jalan lurus bagi semua. Membebaskan dari pemikiran yang salah, memerdekakan dari penjajahan duniawi, jalan lurus menuju Allah” kata Pak Muslim.


Bismillah buku ini dibuat sebagai bentuk pengingat sosok Bapak Lafran Pane, sekaligus sebagai pengingat bagi orang tua dan anak-anak kita untuk tetap terus perjuangkan kemerdekaan kita. Perjalanan kita masih panjang, Allah yang jaga kita semua. Lekas pulih Indonesiaku, lekas merdeka dari nepotisme, korupsi, dan pemerintahan yang tone deaf. 

#Indonesiaberbenah #sipiljagasipil #wargajagawarga


Salam,

Suci

Watercolor adalah media pertamaku memulai belajar menggambar secara otodidak pada tahun 2016 lalu. Senang saat menggunakannya, tapi sering tidak puas dengan hasilnya. Di masa pandemi covid-19 tahun 2021 aku memutuskan ikut kelas gambar di Carrot Academy. Awalnya ingin bisa menggambar dengan watercolor. Tapi untuk pemula seperti aku, harus ikut kelas gambar basic dulu (menggambar realis dengan pensil 2B). Setelah materi selesai, lanjut ke kelas watercolor, tapi aku hanya bertahan sebulan karena merasa watercolor itu sulit sekali, sulit mengontrol airnya. Singkat cerita, aku jadi seperti jago menggambar hasil dari kelas realis. Aku menggunakan media yang cocok dengan karakterku, oil pastel. Sudah banyak karya oil pastel yang aku buat, tapi kadang ada keraguan di dalam hatiku. Apa benar karya seperti ini yang aku inginkan? Walaupun saat menggunakan oil pastel lebih banyak aku suka hasilnya dibandingkan dengan hasil watercolor. Tapi saat proses menggambarnya ada ketakukan pada diriku, takut tidak presisi, takut sumber cahaya antar objek tidak sama, takut warna bayangannya terlalu terang, takut hasilnya tidak bagus. Selalu banyak takutnya yang mungkin tanpa aku sadari bisa membuat stres juga. Padahal niatku berkarya itu untuk berbahagia, healing


Pernah satu hari aku ajak mas suami melihat pameran Ibu Nunung WS di Galeri Nasional Indonesia. Aku melihat beberapa karya beliau menggunakan watercolor hanya dengan dua goresan kuas, berjudul Self Portrait. Aku kaget sekali, bagaimana bisa Ibu Nunung menyederhanakan bentuk rupa yang rumit hanya menjadi dua goresan saja? Bagaimana caranya? Bagaimana cara pandangnya? Dijelaskan di dinding galeri bahwa beliau suka menyederhanakan objek secara bebas, bahkan melanggar kaidah-kaidah bentuk dan anatomi figuratif. Di dalam hati, aku juga ingin seperti beliau, seniman yang bebas menggoreskan kuas tanpa perlu khawatir tentang bentuk, sumber cahaya, dan bayangan. Ada rasa rindu dengan watercolor setelah melihat karya beliau.

Di tahun ketigaku berkarya dengan oil pastel. Keraguan hatiku semakin menjadi-jadi. Akhirnya ku coba lagi menggambar dengan watercolor. Setelah dicoba, tetap aku tidak suka dengan hasilnya. Tapi bahagia sekali saat proses menggambarnya, seperti dulu, menenangkan, healing. Tapi kali ini aku lebih semangat untuk belajar, tidak langsung menyerah. Ku cari lagi referensi gambar watercolor yang sesuai karakterku. Semakin dicari, semakin algoritma memunculkan banyak watercolor artist yang karyanya bagus-bagus. Aku pun mulai paham teknik apa yang hasilnya sesuai keinginanku, wet on wet. Seperti kata watercolor artist yang aku temukan di Instagram “that’s what’s unique about using watercolor, we can’t get the same work as before”. Karena menggambar wet on wet adalah membiarkan air mewarnai gambar itu sendiri. Ketika aku memahami teknik ini, saat itulah aku jatuh cinta lagi sama watercolor


Seperti teori “the art of letting things happen” oleh Taoisme yang berarti membiarkan segala sesuatu terjadi secara alami tanpa paksaan atau usaha yang berlebihan. Teknik wet on wet pada watercolor juga membiarkan air membentuk gambarnya sendiri. Walaupun karya watercolorku masih sedikit dan itupun hanya beberapa yang aku sangat suka hasilnya. Tapi prosesnya itu healing sekali. Kuas yang basah bercampur warna yang menari diatas kertas yang basah. Memang saat basah belum jelas bentuknya, tapi ketika sudah kering, jadilah the art of letting water happen. 🤍



Salam,

Suci

Jatuh Cinta (Lagi) Sama Watercolor

Friday, August 8, 2025

Watercolor adalah media pertamaku memulai belajar menggambar secara otodidak pada tahun 2016 lalu. Senang saat menggunakannya, tapi sering tidak puas dengan hasilnya. Di masa pandemi covid-19 tahun 2021 aku memutuskan ikut kelas gambar di Carrot Academy. Awalnya ingin bisa menggambar dengan watercolor. Tapi untuk pemula seperti aku, harus ikut kelas gambar basic dulu (menggambar realis dengan pensil 2B). Setelah materi selesai, lanjut ke kelas watercolor, tapi aku hanya bertahan sebulan karena merasa watercolor itu sulit sekali, sulit mengontrol airnya. Singkat cerita, aku jadi seperti jago menggambar hasil dari kelas realis. Aku menggunakan media yang cocok dengan karakterku, oil pastel. Sudah banyak karya oil pastel yang aku buat, tapi kadang ada keraguan di dalam hatiku. Apa benar karya seperti ini yang aku inginkan? Walaupun saat menggunakan oil pastel lebih banyak aku suka hasilnya dibandingkan dengan hasil watercolor. Tapi saat proses menggambarnya ada ketakukan pada diriku, takut tidak presisi, takut sumber cahaya antar objek tidak sama, takut warna bayangannya terlalu terang, takut hasilnya tidak bagus. Selalu banyak takutnya yang mungkin tanpa aku sadari bisa membuat stres juga. Padahal niatku berkarya itu untuk berbahagia, healing


Pernah satu hari aku ajak mas suami melihat pameran Ibu Nunung WS di Galeri Nasional Indonesia. Aku melihat beberapa karya beliau menggunakan watercolor hanya dengan dua goresan kuas, berjudul Self Portrait. Aku kaget sekali, bagaimana bisa Ibu Nunung menyederhanakan bentuk rupa yang rumit hanya menjadi dua goresan saja? Bagaimana caranya? Bagaimana cara pandangnya? Dijelaskan di dinding galeri bahwa beliau suka menyederhanakan objek secara bebas, bahkan melanggar kaidah-kaidah bentuk dan anatomi figuratif. Di dalam hati, aku juga ingin seperti beliau, seniman yang bebas menggoreskan kuas tanpa perlu khawatir tentang bentuk, sumber cahaya, dan bayangan. Ada rasa rindu dengan watercolor setelah melihat karya beliau.

Di tahun ketigaku berkarya dengan oil pastel. Keraguan hatiku semakin menjadi-jadi. Akhirnya ku coba lagi menggambar dengan watercolor. Setelah dicoba, tetap aku tidak suka dengan hasilnya. Tapi bahagia sekali saat proses menggambarnya, seperti dulu, menenangkan, healing. Tapi kali ini aku lebih semangat untuk belajar, tidak langsung menyerah. Ku cari lagi referensi gambar watercolor yang sesuai karakterku. Semakin dicari, semakin algoritma memunculkan banyak watercolor artist yang karyanya bagus-bagus. Aku pun mulai paham teknik apa yang hasilnya sesuai keinginanku, wet on wet. Seperti kata watercolor artist yang aku temukan di Instagram “that’s what’s unique about using watercolor, we can’t get the same work as before”. Karena menggambar wet on wet adalah membiarkan air mewarnai gambar itu sendiri. Ketika aku memahami teknik ini, saat itulah aku jatuh cinta lagi sama watercolor


Seperti teori “the art of letting things happen” oleh Taoisme yang berarti membiarkan segala sesuatu terjadi secara alami tanpa paksaan atau usaha yang berlebihan. Teknik wet on wet pada watercolor juga membiarkan air membentuk gambarnya sendiri. Walaupun karya watercolorku masih sedikit dan itupun hanya beberapa yang aku sangat suka hasilnya. Tapi prosesnya itu healing sekali. Kuas yang basah bercampur warna yang menari diatas kertas yang basah. Memang saat basah belum jelas bentuknya, tapi ketika sudah kering, jadilah the art of letting water happen. 🤍



Salam,

Suci

Aa Gym bilang “tujuan kita hidup di dunia ini hanya untuk menjalani ujian, diberi kesusahan dan kesedihan oleh Allah itu ujian, diberi kebahagiaanpun itu ujian. Tapi ujian mana yang bisa membuat kita lebih dekat pada Allah, biasanya adalah ujian kesusahan atau kesedihan”. 

Begitu juga aku. Ujian kesedihan ku pada November 2023, janinku tidak ada detak jantung di usia 11 minggu. Sedih pasti, trauma juga. Janinnya dikeluarkan secara normal dengan minum obat dari dokter. Sakit melawan kontraksi, tapi lebih sakit lagi tidak bertemu bayiku. Setelah janinnya keluar, hari-hariku terasa hampa, setiap selesai shalat hanya bisa melamun di atas sajadah. 


Ini adalah kali kedua detak jantung janinku berhenti, yang pertama hanya bertahan diusia 8 minggu. Apa salahku? Apa ini semua karena dosaku yang lalu? Apa karena menurut Allah aku belum siap atau belum layak jadi ibu? Pikiran-pikiran negatif itu selalu terlintas di benakku. Sampai akhirnya ketemu reels Aa Gym tentang nasehat bersyukur di instagramku. Alhamdulillah ternyata Allah masih sayang aku, aku ditegur untuk kembali kepada-Nya. Sejak lihat reels Aa Gym, aku mulai memperbaiki diri, mulai mendekat lagi pada Allah. Aku mulai dari belajar tauhid lagi lewat instagram dan youtubenya Aa Gym. Kalau kata mas suami “mulailah perbaiki ibadah dari Rukun Islam, gausah mikirin sunah dulu, perbaiki dulu yang wajibnya”.


Sembari terus belajar tauhid, aku juga perbaiki ibadahku mulai dari shalat wajib. Aku yang susah khusu’ saat shalat belajar untuk lebih khusu’, hutang puasa Ramadhan yang belum diganti diusahakan untuk ganti, Al-Quran yang belum dibaca terjemahannya diusahakan baca terjemahannya setiap hari. Baca terjemahan Al-Quran juga disarankan Aa Gym, karena bisa lebih mengenal Allah dan bisa menambah keimanan. Menurutku ini benar, aku jadi makin mencintai Allah setelah baca terjemahan Al-Quran, karena sebenarnya Allah lah yang lebih mencintai kita. Dan baca terjemahan Al-Quran itu menyenangkan karena isinya memang semenarik itu, tipsku aktifkan widget ‘daily verse’ di home screen hpmu, aku menggunakan aplikasi Muslim Pro, maka akan ada ayat yang berganti setiap harinya, ini juga sebagai pengingat ketika sedang bingung ingin melihat apa di hp kita, lalu melihat daily verse pasti jadi ingin membacanya apalagi terjemahan yang muncul sedang relate dengan perasaan hari itu, insyaAllah setelah baca satu ayat biasanya akan berlanjut ke ayat berikutnya bahkan sampai suratnya selesai. Anehnya waktu itu, setiap kali ayat yang muncul di layarku adalah ayat-ayat tentang proses hamil, proses terjadinya janin, atau tentang kehilangan, kesabaran, kesusahan. Seolah-olah Allah sedang berbicara padaku tentang yang aku sedihkan. 


“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,” - QS. Al-Hadid: 22-23

Hari demi hari rasa cintaku pada Allah semakin besar juga sedihku semakin kecil. Sampai aku bisa nangis dengar lagunya Deborah Hanna - Takkan Berpaling Dari-Mu. Beneran semua yang terjadi di hidupku itu adalah nikmat dari Allah yang ternyata selama ini mungkin tidak ku syukuri. Hatiku semakin tenang menerima takdir Allah. Apa-apa yang sudah dan akan terjadi padaku, ku serahkan semua pada Allah. Sampai akhirnya ketemu ayat “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya” - QS. Al-Fajr: 27-28


Aku yang tadinya doanya suka ngatur-ngatur Allah “ya Allah berilah hamba keturunan di usia 30 tahun atau ya Allah bulan depan udah garis dua”. Berubah menjadi “ya Allah jika Kau izinkan aku punya keturunan di dunia, aku bersyukur. Jika tidak Kau izinkan aku punya keturunan di dunia, aku juga bersyukur. Berdua saja dengan suamiku aku sudah bahagia dan tak merasa kekurangan suatu apapun”.  Setelah berdoa seperti itu, Allah mudahkan program hamil kami. Apa-apa yang disuruh orang tua, saudara, dan mertua yang sebelum taubat ini tidak sempat dilakukan. Tiba-tiba bisa kami lakukan secara berturut-turut dengan lancar atas izin Allah. Sampai akhirnya kami ingin umrah dulu dan lupakan program hamil sejenak, malah Allah izinkan hamil disaat umrah😭 MasyaAllah tabarakallah.

Kalau kata Ustad Adi Hidayat, “Perbaiki shalatmu dan tambah dengan ibadah sunah. Lakukan semua dengan ikhlas karena Allah. Dunia bagimu itu amat mudah bagi Allah. Yang pertama kali akan kamu dapatkan adalah hati yang tenang”. Untuk bisa jadi manusia yang tenang, kita harus dekat dengan Allah, sebenar-benarnya mengenal Allah. Ternyata Allah menyuruh kita dulu yang rida, lalu Allah akan ridai kita.


Allah berfirman “Aku sesuai prasangkaan hamba-Ku”. (HR Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675). Selalu husnuzon sama Allah, Maryam yang tidak punya suami saja bisa Allah buat hamil, apalagi kita yang punya suami. InsyaAllah itu amat mudah bagi Allah. Semangat ya untuk pejuang garis dua. I feel you 🤍 


Salam,

Suci






Terima Kasih Sudah Kau Izinkan

Wednesday, July 30, 2025

Aa Gym bilang “tujuan kita hidup di dunia ini hanya untuk menjalani ujian, diberi kesusahan dan kesedihan oleh Allah itu ujian, diberi kebahagiaanpun itu ujian. Tapi ujian mana yang bisa membuat kita lebih dekat pada Allah, biasanya adalah ujian kesusahan atau kesedihan”. 

Begitu juga aku. Ujian kesedihan ku pada November 2023, janinku tidak ada detak jantung di usia 11 minggu. Sedih pasti, trauma juga. Janinnya dikeluarkan secara normal dengan minum obat dari dokter. Sakit melawan kontraksi, tapi lebih sakit lagi tidak bertemu bayiku. Setelah janinnya keluar, hari-hariku terasa hampa, setiap selesai shalat hanya bisa melamun di atas sajadah. 


Ini adalah kali kedua detak jantung janinku berhenti, yang pertama hanya bertahan diusia 8 minggu. Apa salahku? Apa ini semua karena dosaku yang lalu? Apa karena menurut Allah aku belum siap atau belum layak jadi ibu? Pikiran-pikiran negatif itu selalu terlintas di benakku. Sampai akhirnya ketemu reels Aa Gym tentang nasehat bersyukur di instagramku. Alhamdulillah ternyata Allah masih sayang aku, aku ditegur untuk kembali kepada-Nya. Sejak lihat reels Aa Gym, aku mulai memperbaiki diri, mulai mendekat lagi pada Allah. Aku mulai dari belajar tauhid lagi lewat instagram dan youtubenya Aa Gym. Kalau kata mas suami “mulailah perbaiki ibadah dari Rukun Islam, gausah mikirin sunah dulu, perbaiki dulu yang wajibnya”.


Sembari terus belajar tauhid, aku juga perbaiki ibadahku mulai dari shalat wajib. Aku yang susah khusu’ saat shalat belajar untuk lebih khusu’, hutang puasa Ramadhan yang belum diganti diusahakan untuk ganti, Al-Quran yang belum dibaca terjemahannya diusahakan baca terjemahannya setiap hari. Baca terjemahan Al-Quran juga disarankan Aa Gym, karena bisa lebih mengenal Allah dan bisa menambah keimanan. Menurutku ini benar, aku jadi makin mencintai Allah setelah baca terjemahan Al-Quran, karena sebenarnya Allah lah yang lebih mencintai kita. Dan baca terjemahan Al-Quran itu menyenangkan karena isinya memang semenarik itu, tipsku aktifkan widget ‘daily verse’ di home screen hpmu, aku menggunakan aplikasi Muslim Pro, maka akan ada ayat yang berganti setiap harinya, ini juga sebagai pengingat ketika sedang bingung ingin melihat apa di hp kita, lalu melihat daily verse pasti jadi ingin membacanya apalagi terjemahan yang muncul sedang relate dengan perasaan hari itu, insyaAllah setelah baca satu ayat biasanya akan berlanjut ke ayat berikutnya bahkan sampai suratnya selesai. Anehnya waktu itu, setiap kali ayat yang muncul di layarku adalah ayat-ayat tentang proses hamil, proses terjadinya janin, atau tentang kehilangan, kesabaran, kesusahan. Seolah-olah Allah sedang berbicara padaku tentang yang aku sedihkan. 


“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,” - QS. Al-Hadid: 22-23

Hari demi hari rasa cintaku pada Allah semakin besar juga sedihku semakin kecil. Sampai aku bisa nangis dengar lagunya Deborah Hanna - Takkan Berpaling Dari-Mu. Beneran semua yang terjadi di hidupku itu adalah nikmat dari Allah yang ternyata selama ini mungkin tidak ku syukuri. Hatiku semakin tenang menerima takdir Allah. Apa-apa yang sudah dan akan terjadi padaku, ku serahkan semua pada Allah. Sampai akhirnya ketemu ayat “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya” - QS. Al-Fajr: 27-28


Aku yang tadinya doanya suka ngatur-ngatur Allah “ya Allah berilah hamba keturunan di usia 30 tahun atau ya Allah bulan depan udah garis dua”. Berubah menjadi “ya Allah jika Kau izinkan aku punya keturunan di dunia, aku bersyukur. Jika tidak Kau izinkan aku punya keturunan di dunia, aku juga bersyukur. Berdua saja dengan suamiku aku sudah bahagia dan tak merasa kekurangan suatu apapun”.  Setelah berdoa seperti itu, Allah mudahkan program hamil kami. Apa-apa yang disuruh orang tua, saudara, dan mertua yang sebelum taubat ini tidak sempat dilakukan. Tiba-tiba bisa kami lakukan secara berturut-turut dengan lancar atas izin Allah. Sampai akhirnya kami ingin umrah dulu dan lupakan program hamil sejenak, malah Allah izinkan hamil disaat umrah😭 MasyaAllah tabarakallah.

Kalau kata Ustad Adi Hidayat, “Perbaiki shalatmu dan tambah dengan ibadah sunah. Lakukan semua dengan ikhlas karena Allah. Dunia bagimu itu amat mudah bagi Allah. Yang pertama kali akan kamu dapatkan adalah hati yang tenang”. Untuk bisa jadi manusia yang tenang, kita harus dekat dengan Allah, sebenar-benarnya mengenal Allah. Ternyata Allah menyuruh kita dulu yang rida, lalu Allah akan ridai kita.


Allah berfirman “Aku sesuai prasangkaan hamba-Ku”. (HR Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675). Selalu husnuzon sama Allah, Maryam yang tidak punya suami saja bisa Allah buat hamil, apalagi kita yang punya suami. InsyaAllah itu amat mudah bagi Allah. Semangat ya untuk pejuang garis dua. I feel you 🤍 


Salam,

Suci






Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...